Kalau
ditanya, apa passion saya sejak dulu yang bertahan terus hingga kini? Wuaaah,
pasti dengan mata berbinar-binar, saya akan menjawab: penulisan dan buku,
kuliner, music dan film, sejarah, pendidikan anak, dan kucing. Jadi, kalau saya
buka bisnis atau kegiatan apaaa gitu, ya pasti tidak jauh-jauh dari passion
saya. Malaslah, saya pernah kok kerja tapi enggak terlalu sesuai dengan passion
saya. Ya gitu deh, hasilnya juga tidak terlalu bagus.
Sekarang
ini pekerjaan utama saya adalah sebagai penulis dan blogger freelancer. Senang
bangeeet karena ini passion utama saya. Awal tahun 2017 saya akan meluncurkan
(jiaaaahhh bahasanya, serasa seleb!) blog-blog baru saya tentang passion-passion
saya yang lain yang tadi saya sebutkan itu. Pelan-pelan tentu, karena saya kan
mengerjakannya sendirian. Tanganku hanya dua, Upik Abu. Halahhh.
Tetapi
saya juga punya passion lain di bidang kuliner, melanjutkan bisnis kuliner
rumahan yang ter-pending lamaa sekali, sejak anak-anak mulai besar dan justru
butuh banyak perhatian, dan sejak kesibukan nulis dan ngeblog begitu padat.
Halaaahhh. Baiklah, ternyata bisnis kuliner saya didukung penuh oleh putra saya
yang kedua, Ahya, usianya 8 tahun, anak homeschooling dan hobinya menonton
master chef. Paling heboh dan antusias jika ada cookery di rumah. Kreasinya kadang
out of the box, semisal roti panggang yang diisi keju dan dicacah-cacah. Jadi
rotinya bukan dipotong-potong tapi dicacah, dan baru ditaburi topping keju
parut serta daging asap. Oh my…. Tapi biarlah, mungkin saja suatu saat nanti
idenya justru akan mendatangkan keberuntungan.
Lalu
sibuklah saya dan Ahya melakukan brainstorming beberapa hari soal bisnis
kuliner kita. Apa yang akan kita jual? Bagaimana kita menjualnya? Sementara
ini, ide yang sudah dicoba dan berhasil, selalu mendatangkan untung dan
menggemukkan celengan dia, adalah jualan snack semisal pudding, mie goreng,
spaghetti, saat ada pengajian di rumah. Beberapa lama ini, rumah kami
membutuhkan renovasi sedemikian rupa sebab sudah semakin tua usianya, jadi di
rumah ada tukang dan tidak bisa dipakai tempat pengajian lagi. Ahya mengeluh, “Adek
bangkrut bu, karena sudah lama enggak jualan”.
Oh,
kalau begitu mari jualan lagi. Harus kuliner. Sebab kemarin pernah kita mencoba
membuat rumah kucing dari kardus, dan sebelum sempat difoto dan dimasukkan ke
instagram, rumahnya sudah diduduki dengan paksa oleh kucing-kucing kami
sehingga menyebabkan penampilannya tidak elok lagi, demikian pula baunya. Ya sudahlah.
Maka
diputuskanlah jualan kami akan berupa jualan kuliner rumahan sangat sederhana.
Maksudnya, kami akan memasak atau membuat satu atau beberapa jenis menu dan
kami pasarkan melalui akun sosmed seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path,
Google Plus, dan kalau perlu LinkedIn. WA, Telegram, Line, BBM, Catfiz, dan sms
tentu juga sangat bisa diberdayakan. Cookpad juga, jangan lupa. Area pengantaran
untuk sementara akan terbatas Cinere dan Pondok Labu, kecuali pesan buanyaaak,
mungkin bisa dipertimbangkan. Namanya harus lucu dan mudah diingat. Baiklah,
mari kita Tanya ayah atau om Hanif (adik ayah) yang luar biasa kreatif dalam
urusan nama-menamai. Jenis kuliner yang akan dijual adalah pasta, pudding,
aneka nasi, dan snack. Ayah mengusulkan ayam kodok atau ayam panggang.
Oalaaaah. Itu mah spesialisasi-nya ayah. Kami belum sanggup kayaknya. Hayati
akan keburu lelah, Bang.
Sllurrppp...pasta cihuyy yummy... (Dokpri)
Apa
lagi yang kami butuhkan?
Oh,
kami butuh beberapa alat masak, sebab alat masak yang lama sudah lumayan parah
untuk digunakan. Bagaimana cara dapat yang murah atau paling tidak, negotiable?
Pingin sih semacam pergi ke Mayestik. Cumaaa….kalau perginya sama Bebeb, si
bungsu, bisa rusuh. Males deh. Jadi, solusi online tetap menjadi prioritas
utama.
Untung
deh ketemu Ralali.com,
sebuah platform marketplace B2B terbesar di Indonesia, yang mempertemukan
penjual dan pembeli untuk bertransaksi online secara bulk atau grosir. Focus bisnis
Ralali.com adalah semua orang bisa memulai usaha sesuai dengan passion mereka
dengan berkulakan di Ralali B2B
Marketplace.
Oh ya,
B2B adalah kepanjangan dari Business to Business, sebuah transaksi jual beli
secara online antara pelaku bisnis atau pemilik usaha dengan pengusaha lainnya.
Misalnya pengusaha interior dengan pemilik café, pengusaha ban mobil dengan
pengusaha bengkel dan lain-lain. Nah, saya nih kan pengusaha kuliner, saya bisa
bertemu dengan pengusaha cetakan kue, alat masak, atau packaging service di
Ralali.com dan melakukan transaksi secara online. Lengkaaap bangeeet ternyata. Bisa
juga saya nanti mencari pengusaha event organizer pesta ulang tahun anak,
catering balita dan bayi, atau catering diet misalnya. Mudah banget kok
ternyata, memulai bisnis dengan Ralali.com.
Kenapa
harus Ralali.com? Karena di Ralali.com itu semua produknya dijamin 100%
original dan ada garansinya, dan jika ada pengembalian produk, prosesnya cepat
dan mudah. Satu lagi, cara pembayarannya juga aman dan terpercaya. Banyak lho
pelaku bisnis yang sudah membuktikannya.
Foto: innovationiseverywhere.com
Foto : dagdig.com
Sebagai
penjual, di Ralali.com, anda dapat memiliki website sendiri yang dapat
disesuaikan dengan produk-produk yang anda jual. Tentu saja dilengkapi dengan
sistem manajemen transaksi dan pengaturan produk sesuai dengan kebutuhan anda. Ralali.com
akan memperluas jaringan bisnis anda ke seluruh nusantara, dilengkapi dengan
sistem yang canggih dan didukung dengan pilihan ekspedisi terpercaya untuk
memudahkan pengiriman ke seluruh wilayah Indonesia. Ralali.com juga membantu
pemasaran produk-produk anda melalui jalur online maupun pameran-pameran industry.
Ini merupakan kesempatan yang baik untuk menampilkan produk dan brand anda,
bukan?
Saya
sih memang sudah tidak terlalu muda lagi, meski masih bisa dibilang unyu, untuk
memulai kembali sebuah bisnis, tapi bagi Ahya, ini berarti akan menjadi langkah
awalnya memulai bisnis di usia muda, dengan Ralali.com.