Rabu, 31 Agustus 2016

4 Alasan Mengapa Shuttle Bhinneka Sangkuriang Cocok untuk Transportasi Liburan Akhir Tahun

Yeaaayyyy… sebentar lagi akhir tahun, Bulan Desember, paling asyik kalau dimanfaatkan untuk traveling bareng keluarga. Sudah pilih destinasi kah? Bandung-Cirebon oke banget tuh, banyak pilihan tempat wisata, dari mulai wisata sejarah, religi, kekinian, wisata alam, tempat main bocah, tempat ngopi ngopi cantik, dan tempat belanja emaaak, pastinya, Bagaimana jadinya wisata tanpa belanja, Mak? Bagaikan malam tanpa bulan, bukan? Hehehe…

Hotel gimana? Sudah beres dong pastinya, hari ini masih susah booking hotel? Pakai banyak aplikasi di smartphone juga bisa. Cepat beres dan insha Allah memuaskan. Terus yang kurang apalagi? Oh, transportasi. Emak dan bapak capek bawa mobil jarak jauh? Supir enggak bisa ikut karena istrinya melahirkan dan anaknya ulang tahun?

Jangan bingung, ada BhinnekaSangkuriang, sebuah layanan transportasi yang berpusat di Cirebon, yang sudah terpercaya dan dikenal luas. Kerennya lagi, dia mempunyai layanan premium yang baru saja launch, namanya Shuttle Bhinneka. Saya sih merekomendasikan ini untuk perjalanan liburan akhir tahun bersama keluarga. Kenapa?

Simak yuk, paling tidak, ada lima alasan mengapa Shuttle Bhinneka Sangkuriang paling tepat untuk jadi sarana transportasi anda liburan akhir tahun bareng keluarga.
1.      Jika pada layanan Bhinneka Patas AC Executive anda akan menempuh perjalanan anda melalui jalur arteri Cirebon-Sumedang-Bandung, maka dengan Shuttle, anda akan menempuh perjalanan melalui jalur tol. Nah kebayang dong, bakal hemat waktu perjalanan anda, dengan Shuttle anda hanya akan menempuh tiga jam perjalanan Bandung-Cirebon dan demikian pula sebaliknya.
2.      Menggunakan armada mobil mewah Toyota HiAce yang nyaman banget buat anak-anak anda, dan emak bapak yang tadinya rempong dan baper sama bocah. Sambil jalan, sambil istirahat, sampai tempat tujuan baru liburaaan ….yeaaayyy.
3.      Harga tiketnya terjangkau, hanya 95.000 rupiah per Juni 2016, anda sudah bisa sampai tempat tujuan dengan aman dan nyaman.
4.      Sama halnya dengan layanan bus Patas AC Executive-nya,  cara pemesanannya mudah banget, bisa melalui telpon, SMS, Whatsapp yang bisa anda lihat di webnya nih, Gampang banget, cara pembayarannya juga bisa dimana saja, dinataranay Indomaret, ATM, BCA KlikPay, Mandiri e-cash, mandiri KlikPay, CIMB Clicks, T.CASH, XL Tunai, serta kartu kredit berlogo visa master.

Tuh, tunggu apalagi? Booking sekarang kelesss, sebelum lupaa….

Selamat mempersiapkan liburaaaan….

Credit foto by Automagz

5 Alasan Mengapa Anda Perlu Perjalanan Second Honeymoon

Gyahaha… judulnya gimanaaa banget enggak sih? Ya enggak lah, biasa saja. Bagi pasangan yang sudah menikah lebih dari lima tahun, apalagi sudah dikaruniai bocah yang sudah mulai menunjukkan aktivitasnya sehingga membuat emaknya siaga satu terus menerus, memang penting banget ini momen second honeymoon.
Kenapa penting? Jelas penting, sepenting perjalanan dinas yang bapak bapak sering lakukan dan kadang enggak bisa ditunda meski istri mau melahirkan. Hehehe. Ingat lho, second honeymoon ini kita lakukan dengan orang yang akan menemani kita…sepanjang hidup… (nyanyi duet bareng Maher Zain…ihiyyy), menemani kita tua bersama, bahkan hingga jadi bidadari surga (nyanyi Bidadari Surga-nya almarhum Uje…). Jadi memang mesti dibela-belain banget ini perjalanan second honeymoon.
Menurut saya, yang Alhamdulillah, sudah hampir enam belas tahun ketemu orang yang sama di pagi dan malam hari (hiks jadi ingat When Harry Met Sally ih), ada lima alasan mengapa second honeymoon penting banget, yaitu:

1.      Untuk menyegarkan kembali perasaan kita kepada pasangan, setelah bertahun tahun selama setiap hari kita disuguhi wajah dia lagi dia lagi…. Mungkin ya, ada sebersit rasa bosan, atau barangkali sudah menggunung? Yo, let’s refresh your feeling…
2.      Untuk memperbaharui dan menguatkan tekad serta niat yang pernah digaungkan hingga ke langit tertinggi saat akad atau pemberkatan nikah. Itu perjanjian yang sangat kuat, dimana seluruh alam menjadi saksinya, dan kita langsung meminta kepada Tuhan.
3.      Untuk melepaskan rasa jenuh dan stress akibat tekanan pekerjaan, dan kesibukan mengurus rumah tangga dan anak anak yang enggak ada habisnya.
4.      Untuk melihat tempat lain, jangan hanya melihat rumah, kantor, sekolah bocah, pasar, mall di kota sendiri, dan tempat tempat yang itu itu juga. Kurang piknik bisa menyebabkan anda kurang waras, bukan begitu? Bukaaan.
5.      Untuk sesekali menikmati hidup, yang mana menurut para pakar work life balancing, hidup dan kerja harus seimbang. Jangan Cuma kerja melulu, apalagi kalau selama ini merasa hanya jadi KKO alias Kacung Kampret Officer, alias anak buah enggak naik naik jabatan. Jangan juga Cuma pikniiiik melulu, Tabungan habis baru garuk garuk tanah. Boro boro keluar duit, yang keluar paling tikus tanah…

Tuh penting tokh?  Nah, yang penting banget juga, tentukan destinasi anda. Enggak usah jauh jauh, sekitaran Bandung-Cirebon banyak tempat wisata yang indah dan keren banget. Tentukan akomodasinya, dimana di kedua daerah wisata populer itu banyak banget dan gampang banget menemukan hotel atau penginapan sesuai dengan kemauan dan kemampuan kita.
Jangan lupa, transportasinya pilih yang paaaling nyaman. Tenang, ada bus pariwisata Executive BhinnekaSangkuriang, yang nyaman, bersih, fasilitasnya lengkap, dan supirnya pandai mengemudikan mobil. Dijamin enggak ajrut ajrutan kayak jalannya delman. Itu sudah saya kasih link-nya, monggo lah dikontek sekarang jugaaa, ya mak, ya pak. Wujudkan second honeymoon anda yang unforgettable dengan Bus Pariwisata Executive Bhinneka Sangkuriang.


5 Tips Ajak Bocah Naik Bus Pariwisata

Mengajak anak-anak untuk pergi traveling atau berwisata memang susah susah gampang. Gampangnya karena anak-anak umumnya menikmati perjalanan dengan pemandangan yang indah, atau unik, yang jarang atau tidak pernah mereka temui di daerah tempat mereka tinggal. Anak-anak saya yang berusia di bawah sepuluh tahun ada dua orang, Ahya si delapan tahun, dan Bebeb si lima tahun. Keduanya bocah laki-laki yang aktif. Kalau Bebeb aktif bergerak kesana kemari enggak mau diam, kecuali kalau sedang tidur. Itupun masih disertai dengan gerakan kaki dan tangan yang bagai pesilat. Sedangkan Ahya termasuk anak yang tidak bisa berhenti ngomong atau bercerita, ya senang bergerak juga sih. Kebayang kan bagaimana repotnya mengajak mereka traveling lewat jalan darat?

Beberapa menit hingga setengah jam pertama, pasti mereka asyik melihat dan berceloteh tentang apa-apa yang mereka temui sepanjang perjalanan. Tapi menit berikutnya, jam demi jam setelahnya? Apalagi kalau mereka tidak kunjung mengantuk. Pasti kemudian kerusuhan yang terjadi, entah mereka ribut bertengkar, atau berteriak dan bernyanyi sehingga sangat mungkin mengganggu kenyamanan penumpang lain.

Jadi harus disiasati nih, bagaimana bisa traveling dengan mereka tanpa melibatkan hobi mereka, yaitu memancing… memancing kerusuhan maksudnya. Hehehe.

Saya punya paling tidak, lima tips yang terbukti aman dan ampuh buat sedikit mencegah dampak keributan jika traveling lewat jalan darat dengan mereka.

1.      Pastikan membawa buku, gadget, atau apa saja permainan yang bisa menyibukkan mereka. Untuk gadget berupa smartphone atau tablet, sediakan kuota yang banyak, agar mereka bisa lumayan asyik sebentar dua bentar, sementara emak dan bapak menarik nafas sejenak…inhale…exhale…ya mak, ya pak.
2.      Pastikan memilih transportasi yang nyaman, bersih, ber-AC, dengan supir yang trampil mengendalikan mobil supaya baik jalannya. Ini bisa ditemukan di BhinnekaSangkuriang sebuah layanan bus pariwisata ke berbagai kota di Jawa Barat dan Jawa Tengah, yang kantornya berpusat di Cirebon. Jurusan Cirebon- Jakarta juga ada. Bisa pilih yang AC atau non AC. Busnya nyaman, fasiltasnya lengkap, lega, dan terawat dengan baik. Ada pilihan bus medium nya juga kok.
3.      Bawa bekal snack yang mengenyangkan sehingga bikin mereka mengantuk, dan cepat pulas. Jangan bawa minuman banyak-banyak, karena selain berat dan rempong membawanya, juga kalau dibawa perjalanan jauh suka berubah temperatur, dari dingin hingga hangat dan kemudian menjadi sepanas baru dimasak.
4.      Bawa bantal yang cukup, tapi kalau di Bus Pariwisata Bhinneka Sangkuriang mah, kursinya saja sudah nyaman kok. Dijamin anak-anak pulas tidurnya.
5.      Bawa stock kesabaran yang bisa diisi ulang kapan saja dan dimana saja ya mak… namanya juga bocah, ya enggak afdol kalau enggak pakai acara ramai mah.


So… happy traveling with kids now…. Off we go with Bhinneka Sangkuriang.


Kamis, 18 Agustus 2016

Enaknya Kuliah di Universitas Terbuka

Semua orang pasti pingin dapat ilmu dan tentu sekaligus juga meningkatkan status pendidikan. Yang tadinya lulus SMP mau lulus SMA. Yang tadinya SMA mau dong lulus Diploma atau Strata Satu alias Sarjana. Meski zaman sekarang mencari pekerjaan itu susah, dan kebanyakan cerita di lapangan bicara bahwa ijazah pendidikan setinggi apapun kadang enggak laku, namun itu tidak juga menyurutkan minat kita untuk tetap melanjutkan pendidikan. Bukan hanya berguna untuk melamar pekerjaan dan melamar anak gadis orang (ehhh…), wawasan dan logika berpikir yang diberikan dan ditanamkan semasa kuliah, akan berguna dalam banyak hal dalam kehidupan. Termasuk dalam membuka lapangan kerja baru dan berjejaring dengan banyak orang. Zaman sekarang ini, berjejaring dengan banyak orang, merupakan modal yang penting untuk sukses, bahkan kadang dianggap sama pentingnya dengan pendidikan itu sendiri.



Namun masalahnya, tidak semua orang bisa melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah dengan melenggang. Banyak kendala yang menyebabkan kadang proses itu terhenti atau tertunda sekian lama. Masalah utama misalnya masalah ketiadaan biaya. Ya ampuun, biaya kuliah sekarang mahal bangeeet ya, sob. Yang negeri, apalagi yang swasta, apalagi yang taraf internasional, masya Allah…. Ngeri membayangkannya.
Namun demi memperoleh ilmu dan ijazah (yang kadang berguna banget buat mendapatkan ijab sah…ehhh),  jalan menuju bangku kuliah tetap ditempuh jua sesulit apapun itu. Ada yang rela menundanya beberapa tahun dan mengisi waktu dengan ikutan semacam bimbingan belajar intensif yang bayarnya berjuta juta itu. Ada juga yang bekerja dulu, mengumpulkan dana hingga cukup untuk membeli tiket menduduki bangku kuliah.

Nah, sayangnya, jika sudah bekerja, ada masalah baru lagi. Masalah waktu. Ya kali, bisa minta izin sama boss atau pimpinan tiap hari. Memangnya perusahaannya siapa yang punya, gitu? Jadi harus ada upaya lain nih. Enggak bisa kuliah regular setiap hari kerja, pada jam kerja. Bisa bubar jalan kerjaan yang sudah didapat dengan susah payah. Mau ikutan kuliah eksekutif yang sabtu minggu? Sudahlah mahal, badan terlanjur lelah pula, setelah lima hari dalam seminggu bekerja mencari uang.

Ada lagi masalah lain. Masalah jarak. Ada sih kampus yang dekat dengan tempat kerja, tapi… bayarnya mahal, atau jam kuliahnya yang berbenturan dengan jam kerja. Kayak masalah yang tadi tuh. Ada yang cocok sekali, jaraknya harus ditempuh bagaikan trayek antar kota antar provinsi. Kebayang betapa tidak efisiennya waktu yang terpakai. Dan badan juga pasti rontok di jalan, ibaratnya tua di jalan. Nah, mesti ada upaya lain.

Kalau kamu menemukan masalah seperti itu, kenapa enggak coba kuliah di UT alias Universitas Terbuka? Universitas Terbuka itu Negeri lho, langsung di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, diakui kan? Sarananya lengkap. Kamu bisa pilih belajar jarak jauh atau langsung datang ke kampusnya (kalau untuk Jabodetabek) di Pondok Cabe, Ciputat, Tangerang Selatan, juga bisaa. Di beberapa ibukota provinsi juga ada kok kampusnya. Biayanya relative terjangkau dengan pilihan fakultas yang keren punya.



Bagi yang belum pernah dengar, UT ini sudah berusia 32 tahun alias empat windu lho. Nah tahun ini dia merayakan Dies Natalisnya yang ke 32. Didirikan dan diresmikan tahun 1984, Universitas Terbuka menawarkan beberapa pilihan studi, yaitu fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ilmu Politik dan Sosial Budaya (FISIP), Fakultas Ekonomi (FEKON), dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Pascasarjananya juga ada lho.  Selain Program Diploma, Sarjana dan Pascasarjana, UT juga menyelenggarakan Program Sertifikat, diantaranya; Kuliah Terbuka UT-Massive Open Online Courses, Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA UT) – Indonesian Language Program (ILP), Progran Pendidikan Berkelanjutan, dan Program Pelatihan Pembelajaran. Seru banget kan?
Cara belajarnya gimana? Ini dia juga seru banget. Kamu bisa pilih cara belajar online atau jarak jauh lain, seperti lewat modul offline yang dikirim via pos, lewat radio, TV dan berbagai sarana lain. Universitas Terbuka juga memiliki Perpustakaan Digital yang lengkap buat kamu yang memiliki akses online sebagai mahasiswa UT. Fasilitas lain juga sudah online, misalnya registrasi online, upload karya ilmiah, toko buku online, tutorial online, dan latihan mandiri.
Selain itu, enaknya belajar di UT, kamu enggak dibatasi umur maksimal atau minimal. Pokoknya kamu sudah lulus SMA atau yang sederajat, boleeh deh kuliah di Universitas Terbuka.
Lulusan alias alumnus-nya juga sudah tersebar di seluruh tanah air, dan kiprahnya bisa dibanggakan.
Nah, bagi kamu yang pingin banget kuliah, tapi memiliki kendala dengan waktu, dan tempat, oh…dengan factor U alias umur juga, kuliah di Universitas Terbuka adalah pilihan yang paling tepat, Jangan galau ya, Universitas Terbuka sudah jelas pengabdiannya untuk Indonesia, Empat Windu Membangun Negeriku.

Sekarang yuk browsing nih ke SINI. Semua tentang UT adaaa….

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Lomba Blog dari Universitas Terbuka dalam rangka memperingati HUT Universitas Terbuka ke-32. Tulisan ini adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.

Credit foto by Google dan Universitas Terbuka.






Senin, 15 Agustus 2016

Apresiasi Terindah bagi Saya

Saya pernah membaca beberapa kali dalam beberapa versi Broadcast Message yang dikirim melalui Whatsapp Messenger. Dan anehnya, meski berkali-kali sudah saya baca dan hafal endingnya, namun  saya tidak pernah bosan menerima dan membacanya. Message itu adalah tentang seorang anak yang dengan bahagia, hanya ingin menjadi orang yang bertepuk tangan menyambut kedatangan seorang pahlawan, dan bukan menjadi pahlawannya. Sungguh, saya terkesan.
Dalam hati saya, sesungguhnya saya adalah anak kecil itu. Sejak kecil, saya cenderung menghindari keramaian. Saya cinta kesunyian dan kesendirian, meski kadang saya juga menikmati berada di tengah keluarga, sahabat, dan teman. Dalam kesunyian, saya bebas menjadi apa dan siapapun yang saya mau. Sejak tahu bahwa hampir semua hal dalam hidup ini adalah kompetisi, saya tahu bahwa saya lebih suka berkompetisi dengan diri saya sendiri, dengan Tuhan sebagai jurinya. Lalu saya pergi keluar dan menjadi pemandu sorak sebagai apresiasi atas prestasi orang lain.

Sejak SD saya sering menjadi juara kelas, turun naik panggung menerima penghargaan jadi hal yang biasa bagi saya, bahkan hampir tidak lagi terasa getar-getar khususnya. SMP prestasi saya mulai turun, sebab saya mulai bosan belajar, bosan sekolah, dan lebih suka main-main di OSIS dan kantin. SMA saya kecewa karena enggak bisa masuk jurusan Bahasa, dan terpaksa harus masuk IPA. Meski cinta matematika, fisika, dan kimia, tapi saya lebih cinta bahasa Inggris dan Jerman. Saat itu nilai rapor saya seakan tak terselamatkan lagi. Tak peduli saya pada nilai-nilai akademis lagi. Saya hanya senang bergaul dan bermain.
Sementara itu, saya menemukan Tuhan dan sekaligus menemukan kebahagiaan berada dekat-dekat dengan-Nya lewat cara yang sangat personal. Saya senang sekali curhat dengan Dia, bercerita kepada-Nya, dan yakin bahwa Dia adalah sahabat terbaik saya. Secara sadar, saya makin membenci kompetisi dalam keramaian. Bersyukur bahwa saya tidak lagi dikenal dengan gemerlap prestasi akademis. Saya kini Cuma seorang murid biasa.

Sejak itu saya memang nyaris tak peduli pada apapun yang berujung kepada penghargaan. Saya asyik dengan dunia saya sendiri. Ketika harus berada dalam sebuah kompetisi, saya menikmatinya sebagai pengalaman berkompetisi dengan diri sendiri. Sejauh mana saya mengalahkan rasa malas, sejauh mana saya mengalahkan minder atau bahkan rasa percaya diri yang over, misalnya. Dan, saya menjadi lebih menikmati keindahan saat mempersembahkan kebanggaan itu untuk orang-orang yang tercinta. Misalnya ketika diterima di UI, saya mempersembahkannya untuk orang tua saya. Saya? Senang dan bersyukur sih, Alhamdulillah. Namun saya ternyata lebih menikmati kegembiraan karena sejak saat itu saya diizinkan secara resmi untuk mengenakan hijab oleh kedua orang tua. Saya menjadi terharu dengan doa-doa yang dipanjatkan kedua orang tua saat saya diterima di kampus kebanggaan tersebut bersamaan dengan saya berhijab.
Demikianlah, saya jadi lebih menghargai doa sebagai apresiasi apa yang telah saya lakukan terhadap seseorang atau sesuatu, bukan ucapan terima kasih yang berbunga-bunga, apalagi dikasih bunga betulan. Saya enggak suka bunga, soalnya.

Kebiasaan menghargai doa dan mendoakan itu terus terbawa hingga kini. Hingga saya sudah bersuami dan dikaruniai tiga anak. Ucapan syukur dari mereka, dan sedikit terima kasih, sudah cukup bagi saya, jika saya melakukan sesuatu untuk mereka. Tidak perlu ucapan terima kasih yang lebay. Saya bahkan sudah cukup bahagia ketika wajah mereka berseri-seri menerima sesuatu dari saya. Sederhana banget ya, saya.
Jadi sejak dulu, dari sononya saya enggak berbakat jadi pahlawan apalagi selebrita. Saya lebih suka jadi tukang tepuk tangan atau tukang doa (yang juga selalu bahagia kalau didoakan dengan tulus). Bagi saya apresiasi terbesar adalah didoakan, sebagaimana saya juga merasa nyaman menjadi tukang mendoakan orang atau makhluk lain.
Sesederhana itu. Ya, saya memang sederhana dari sononya. Makanya kalau ada yang kasih penghargaan atau hadiah ke saya, sekecil apapun, saya akan sangat menghargai, berterima kasih, dan bersyukur. In return, dengan senang hati saya akan mengingatnya dan membawanya dalam doa yang sangat personal. Saya yakin, Tuhan akan mengabulkan doa saya dan doa untuk saya.
Tapi siiih, seperti yang saya bilang tadi, saya akan menghargai setiap penghargaan, selain doa dan ucapan terima kasih. Alhamdulillah kalau penghargaannya semacam dikasih Voucher BelanjaSodexo yang dapat digunakan di banyak Merchant Sodexo yang tersebar dimana-mana. Hehehe….



Yang utama sih, yuk biasakan minta doa dan mendoakan sebagai bentuk penghargaan atau apresiasi kita terhadap seseorang. Lebih berkah, lebih tulus, lebih membahagiakan, dan lebih multidimensi. Itu pentingnya sebuah doa bagi saya, sebagai apresiasi terindah.


Minggu, 07 Agustus 2016

Dikira Hamil? Kecilkan Perut Yuk Mak....



“Anaknya laki semua ya bu?”
“Iya, mbak.”
“Gak apa-apa, Bu. Ntar yang di perut perempuan tuh kayaknya”
Astaga. Again?
Belum sempat saya menjawab, supir saya yang ada di situ tiba-tiba nyeletuk, “Iya mbak, moga-moga perempuan. Ya kan, bu?” Pasti meledek!
Buru-buru saya memutus percakapan kacau itu sebelum makin membuat saya ingin tenggelam ke dasar bumi. “Nggak kok, mbak, saya enggak hamil”.
Sambil mendelik saya berseru kepada supir saya, “Heh! Jangan rese ya”.
Itu adalah sedikit petikan kisah saya bersama keluarga ketika singgah di sebuah pantai di Pekalongan sewaktu libur lebaran kemarin. Ceritanya itu kami lagi minum es kelapa muda di sebuah warung di tepi pantai, dan penjualnya, si mbak-mbak, bertanya tentang perut saya yang gendut sementara badan saya kurus lho. Percaya atau tidak, dia adalah orang ke 999.999 kali yang bertanya tentang perut saya. Mungkin nanti penanya ke 1.000.000 akan saya kasih hadiah payung cantik.
Terlalu sering orang yang mengira saya hamil, memang. Hamil enggk lahir-lahir kaleee. Sampai-sampai kedua supir saya sering ikutan mengompori para penanya. Itu menyebalkan, sungguh. Waktu si bungsu, Bebeb, masih sekolah di PAUD (sekarang dia home schooling), ibu kepala sekolah pernah bilang begini, “Ayo Bebeb jangan minta gendong mama terus dong, itu kasihan adek di perut mama”.
Ya lebih kasihan saya dong, Bu, enggak hamil kok dikira hamil. Eeeeaaaaa…
Saking bosannya ibunya dikira hamil, suatu saat Bebeb-pun pernah berkata pada saya, “Ibu perutnya gendut, isinya anak kucing kayak si Gembul”. Aihhhh dodoool. Oh ya si Gembul itu nama kucing kesayangan kami sekeluarga.



Kata orang, ucapan itu doa. Tapi saya kalau boleh memilih, enggak mau didoakan hamil lagi. Yang tiga jagoan yang ada ini saja kerjanya bikin kerusuhan melulu. Bagaimana kalau tambah anak lagi? Mbok doakan saya banyak rezeki atau perutnya bisa kecil kayak sebelum hamil dulu. Oh bisakah?

Eh, iyaaa emak-emak tercinta yang senasib dengan saya, ternyata bisa lho mengecilkan perut. Jangan malas berdoa dan berusaha. Saya ini doanya sudah lebih dari  lima waktu sehari, sampai mau makanpun doanya minta kurus perutnya, meskipun percuma juga jadinya, karena porsi makan saya seringkali mengalahkan porsi makan supir angkot. Jangan kayak saya yang terus berdalih bahwa sejak hamil dan melahirkan, perut enggak bisa kempes. Apalagi biasanya emak-emak dengan senang hati menjadi kepala suku dinas kebersihan makanan sisa, alias rebutan jatah sisa makanan anak-anak dengan para kucing. Alasannya sayang mubazir. Temannya setan. Lah, makan melulu juga godaan setan kan.? Kasihan ya setan, disalahkan melulu.



Berdasarkan kumpulan pengalaman dan teori yang sudah saya dapatkan dan harus saya praktekkan sesegera mungkin, ada beberapa cara mengecilkan perut, yaitu:
1. Jangan makan makanan yang menggemukkan perut, yaitu yang banyak mengandung lemak jenuh, termasuk gorengan ya, bu ibbbuuu.
2. Perbaiki pola makan, jangan banyak menyemil dan banyaklah minum air putih.
3. Rajin puasa, yang beragama Islam yuk buruan bayar hutang puasa, sambung puasa senin kamis atau ayyamul bidh atau puasa Daud. Eh, siapa bilang puasa Daud cuma afdhal untuk para jomblo yang lagi menahan diri? Emak-emak kayak kita ini juga bagus kok puasa Daud untuk menahan diri dari nafsu…makan.
4. Banyak olahraga dan exercise, semacam push up dan sit up. Jogging juga bagus kok, sambil nangkap Pokemon.
5. Hindari gaya hidup sedentary yaitu gaya hidup ala pekerja depan komputer/gadget kayak saya ini, penulis dan blogger, yang banyak bekerja sambil duduk, kurang gerak, kurang minum, dan banyak baper…hehehe.
6. Banyak berdoa biar diizinkan Tuhan punya perut serata perutnya Adriana Lima, Behati Prinsloo, dan Gigi Hadid. Kenal kan?
7. Usahaaaaa terus. Misalnya beli alat pengecil perut kayak ab twister yang lagi happening itu. Ets jangan beli doang, dipakai ya mak. Sayang kalau cuma buat pajangan.

Itu beli ab twister dimana ya yang harganya cucok dengan kantong? Lihat Danmogot deh, itu lho aplikasinya bisa diunduh gratisss di Appstore dan Playstore. Danmogot toko online terpercaya yang menjual aneka barang kebutuhan rumah tangga, mainan anak, dan aneka motor ATV gitu. Nah si
Ab twister bisaa bangeeet dibeli di sini. Buruan download deh aplikasinya. Jangan lupa beli alat pengecil perut, gratis ongkos kirim sumatera jawa bali. Mau tanya tanya dulu? Ini mak, nomor CSO nya 0823 12 633 633.

Nanti enggak ada lagi yang mengalami kejadian kayak saya. Di halte Transjakarta, “Mbak, itu yang hijab biru, antrinya di sini mbak, orang hamil antri di sini biar naik duluan”. Emagod….again?...
Wajibbbb bangeeet beli ab twister ini mah….